Friday 16 December 2016

Sinopsis Goblin Episode 3 Part 2





Sunny bertanya pada Eun Tak apakah dia tidur di restoran dan Eun Tak pun meminta maaf karena sudah tidur di restoran tanpa izin. Eun Tak kembali bertanya dari mana Sunny tahu? Kemudian Sunny mengeluarkan sikat gigi Eun tak, karena Sunny tidak pernah menyikat gigi di restoran dan mengeluarkan bukti lainnya yaitu kertas note permintaan izin untuk tidur di restoran yang tidak jadi di beri Eun Tak pada Sunny.




Sunny menyuruh Eun Tak menanggangkan cumi-cumi untuknya. Saat memanggang, Eun Tak termenung mengingat kejadiannya dengan kim Shin. En Tak pun tersadar karena cumi-cumi yang dipanggang Eun Tak gosong dan dengan cepat Eun Tak meniupnya. 




Eun Tak pun tersadar kalu dia telah memanggil Kim Shin dan berteriak bahwa itu tidak sengaja. Kim Shin yang sedang ada di toko buku melihat asap keluar dari tubuhnya tersenyum senang.




Euntak menoleh kebelakang dengan perasaan pasrah dan Kim Shin pun berpura-pura membaca buku dengan serius.
“Apa yang kau baca?” Tanya Eun Tak.
“Aku selalu punya buku disampingku. Aku juga tertarik pada music dan seni”, ucap Kim Shin sambil berjalan mendekati Eun Tak.
“Aku minta maaf kerena mengganggumu yang sedang membaca”, ucap Eun Tak.
“Tepat sekali. Kenapa kau menggangguku?” Tanya Kim Shin.
“Itu kesalahan. Aku sedang memanggang cumi dan terbakar. Jadi aku harus meniupnya”, jelas Eun Tak.
“Apa itu enak?” Tanya Kim Shin.
“Kenapa kau disini? Kupikir kau sudah pergi”, ucap Eun Tak
“Aku sedang mengemasi bukuku. Buku adalah yang terpenting. Aku sebaiknya kembali dan berkemas”, Kim Shin beralasan.
“Hei..” ucap Eun Tak belum selesai bicara.
“Kau sesalu saja mengajakku bicara saat aku akan pergi”, omel Kim Shin.
“Terbalik. Kau yang selalu pergi saat aku sedang bicara”, balas Eun Tak.

Merekapun akhirnya saling menyalahkan. Eun Tak pun meminta penjelasan apa yang harus ia lihat agar dirinya bisa berguna untuk Kim Shin. Kim shin bertanya apakah Eun Tak bisa melihat sesuatu dalam dirinya, sesuatu yang menyakitkan. Eun Tak melihat tubuh dan mengatakan kalau dia melihatnya, kemudian pamit karena dia sedang sibuk. Kim Shin pun mengajaknya untuk makan steak. Eun Tak pun tersenyum karena taktiknya berhasil.




Kim Shin memanggangkan daging untuk Eun Tak dan bertanya lagi apakah benar-benar melihat. Tapi Eun Tak mengalihkan bahwa mengatakan makanannya enak dan berterima kasih. Kim Shin pum marah karena Eun Tak tidak menjawab pertanyaannya. Eun tak pun mengatakan bahwa Kim Shin menggertaknya. Kim Shin langsung meminta maaf dan beralasan karena suaranya terdengar seperti menggertak. 




Kemudian Kim Shin mengajak Eun Tak untuk minum Jus. Kim Shin menyuruh Eun Tak untuk memilih minumannya. Tiba-tiba Wang Yeo muncul dari belakang dan mengejutkan mereka. Akhirnya mereka duduk satu meja.




“Apa aku akan mati disini hari ini? Apa aku diduap dengan daging… dan ditangkap dengan jebakan jus. Apa kalian berdua adalah satu tim?” Tanya Eun Tak
“Tidak, itu hanya kesalahpahaman. Aku sebenarnya ada dipihakmu”, ucap Wang Yeo.
‘Kau bisa melihat pedangnya. Cabut pedangnya’, ucap Wang Yeo berbicara dalam hati ke Eun Tak.




Kim Shin yang mendengar suara hati Wang Yeo menegurnya. Eun Tak yang tidak mengerti bertanya kenapa Wang Yeo bisa berada dipihaknya. Wang Yeo pun pamit karena dia ada pertemuan dan meninggalkan mereka berdua.




“Hei, apa menurutmu dia itu tidak terlalu tampan? Apa karena manusia akan jad penurut kalau malaikat mautnya tampan? Mungkin saja mereka hanya memperkerjakan yang tampan. Apa semua malaikat maut itu tampan?” Tanya Eun Tak.
Kim Shi kesal mendengar pertanyaan Eun Tak dan bertanya lagi “Kau bilang dia tampan?”
“Ya. Dia tampat”, jawab Eun Tak girang.
“Bagaimana dengan aku?” Tanya Kim Shin.
Mendengar pertanyaan Kim Shin, membuat Eun Tak  terdiam dan bingung.
“Kau… ya begitulah”, jawab Eun Tak.
Kesal mendengar jawaban Eun Tak, Kim Shin mengambil jus Eun Tak.




Eun Tak lansung memberitahu Kim Shin bahwa dibelangkannya ada pria tampan. Saat Kim Shin menoleh, Eun Tak pun segera mengambil jusnya kembali. Kim Shin mengeluarkan Sihirnya kepada pria dibelakangnya tersebut dan dwanita yang baru masuk ke dalam dan akhirnya mereka saling jatuh cinta.



Eun Tak bertanya apakah kejadian dicafe tadi adalah perbuatan Kim Shin. Kim Shin menceritakan bahwa dulu pada abad yang lalu ia bertemu juga dengan pria tersebut yang tidak bisa melupakan wanitanya. Kim Shin juga mengatakan bahwa ia adaah penolong dari seorang pria dan wanita yang sudah hilang dari hidup mereka. Pria yang dicafe tadi adalah seorang pembohong dan pengecut, wanita itu juga seorang yang angkuh dan tidak tahu terima kasih. Mereka berdua akan jadi mimpiburuk satu sama lain.




Eun Tak pun menanyakan kepada Kim Shin dosa besar apa yang telah ia lakukan di kehidupan lalu sampai dihukum menjadi pengantin goblin. Dan Kim Shin mengatakan bahwa hal tersebut tidak ada hubungan pada kehidupan lalu Eun Tak. Kim Shin menanyakan lagi apakah Eun Tak melihat pedangnya, tapi Eun Tak mengalihkan pembicaraan dan pamit pergi.




Di rumah Kim Shin sedang tersenyum memikirkan Eun Tak di ganggu oleh Deok Hwa.
“Kau kelihatan keren. Sekarang kau terlihat seperti lukisan. Dimana Paman yang satu lagi?”, ucap Deok Hwa menanyakan Wang Yeo.
“Dia tidak dirumah?” tanya Kim Shin.
“Dia mungkin lembur. Paman, aku punya ide. Sepertinya aku harus jadi malaikat maut kalau aku mati nanti. Ditengah perjalanan di ujung kehidupan, kematian sedang menungguku. Aku akan menyambut malaikat maut ini itu sendiri”, ucap Deok Hwa membayangkan.
“Mimpi saja sana. Dosamu masih kurang banyak. Aku tidak mau mangatakannya padamu. Tapi hanya orang yang punya dosa sangat besar yang bisa menjadi malaikat maut”, ucap Kim Shin.
Kemudian Kim Shin terkejut darimana Deok Hwa tahu jika Wang Yeo adalah malaikat pencabut nyawa.




Deok Hwa pun memberitahu bahwa dia mengetahui pada saat Kim Shin sedang galau membuat ruangan menjadi berkabut dan penuh petir dan menyebut Wang Yeo malaikat maut.
Wang Yeo tiba-tiba datang terlihat kesal mendengar perkataan Deok Hwa. Deok Hwa menjadi takut kemudian pamit pergi. Tapi Wang Yeo teleportasi di depan Deok Hwa dan menahannya pergi.
“Kau, dari mana kau tahu bahwa aku malaikat maut?” tanya Wang Yeo.
“Bagaimana bisa aku tidak tahu kalau kau melakukan ini dan itu. Kau baru saja melakukan teleportasi ke sini”, ucap Deok Hwa.
Deok Hwa menasehati Wang Yeo dan Kim Shin agar lebih hati-hati karena terlalu bebas. 




Wang Yeo pun langsung menuduh Kim Shin telah membongkar identitasnya. Kim Shin pun yang tidak mau disalahkan dan menyuruh Wang Yeo memperhatikan sikapnya.
“Kau pasti pernah membunuh di kehidupan sebelumnya”, ucap Kim Shin kepada Wang Yeo. Kata-kata tersebut membuat Wang Yeo tersinggung dan Kim Shin pun jadi tak enak hati.
“Memangnya kau dihukum karena tidak bersalah sama sekali”, ucap Wang Yeo merajuk lalu pergi.




Kim Shin menyusul Wang Yeo kekamarnya dan meminta maaf karena perkataannya. Wang Yeo menyuruh Kim Shin segera keluar dari kamarnya.
“Kehidupanmu sebelumnya tidak penting. Aku tidak peduli apa yang kau lakukan dan siapa dirimudi kehidupanmu sebelumnya”, ucap Kim Shin
“Benarkah?” ucap wang yeo yang tersentuh mendengarnya.
“Ya. Tak peduli apapun, aku akan tetap membencimu”, ucap Kim Shin dan membuat Wang Yeo tertawa mendengarnya. Kemudian wajah Wang Yeo kembali kesal melihat Kim Shin.




Di rumahnya Deok Hwa dihukum oleh kakeknya karena telah membohonginya. Deok Hwa menceritakan keakraban antara Wang Yeo dan Kim Shin kepada kakeknya.
“Yang satu kehilangan ingatan dari kehidupa sebelumnya. Yang satu menderita karena dia tidak bisa lupa. Mereka bergantung atu sama lain. Kau dan aku... adalah tempat beristirahat dalah hidup mereka yang panjang”, ucap Kakeknya. Deok Hwa marah karena kakeknya tidak sayang dengan dirinya dan akan membalas dendam. Mendengar tersebut kakeknya memukul kepala Deok Hwa.



Wang Yeo yang baru keluar dari kamarnya melihat Kim Shin sedang membaca buku berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan. Tetapi Kim Shin sudah terlanjur nyadari dan bertanya kemana Wang Yeo akan pergi. Wang Yeo mengatakan bahwa dia akan belanja dan Kim Shin pun mengikutinya.



 Kim Shin membeli banyak daging dan dimasukan kedalam keranjang belanja Wang Yeo. Wang Yeo marah kepada Kim Shin karena tidak percaya padanya. Kim Shin mengikuti Wang Yeo karena dirinya tahu bahwa Wang Yeo akan membawa Eun Tak. Wang Yeo pun mengatakan tidak akan membawa Eun Tak pergi dan mengatakan bahwa dia ada di pihak Eun Tak, karena Wang Yeo ingin Kim Shin segera menghilang dan yakin bahwa Eun Tak akan segera mencabut pedang dari tubuh Kim Shin. Kim Shin pun marah mendengar kata-kata Wang Yeo dan mengeluarkan api adi tubuhnya. Wang Yeo yang melihatnya memperingati Kim Shin karena orang-orang bisa melihat.

Kim Shin membuat janji dengan Wang Yeo, jika nanti dia pergi maka Wang Yeo tidak boleh mengganggu Eun Tak dan jika Wang Yeo melanggar janjinya maka ia akan kembali . Wang Yeo pun bertanya kapan Kim Shin akan pergi dan Kim Shin mengatakan 2 hari lagi akan pergi.  Wang Yeo pun terlihat sedih mendengarnya.



Merekapun keluar dari supermarket, Kim Shin yang keluar lehih dahulu lalu disusul oleh Wang Yeo. Setelah keluar dari supermarket Wang Yeo tidak melihat Kim Shin karena sudah menghilang berpindah tempat ke depan rumahnya Eun Tak.




Eun Tak yang baru datang terkejut dengan kehadiran Kim Shin dan segera membawa Kim Shin keluar takut ketahuan bibinya.
“Apa yang kau lakukan di luar rumahku? Apa kau kesini ingin menemuiku?” tanya Eun Tak.
“Mungkin. Aku mungkin sedang memikirkanmu sebentar. Mungkin karena itu aku ada di sini”, jawab Kim Shin menatap Eun Tak.



Eun Tak bertanya alasannya kenapa Kim Shin bisa memikirkan dirinya dan menjealaskan bahwa dirinya bukan pengantin goblin dan merasa kalau dirinya hanya akan membuat masalah saja. Kim Shin pun menjawab mungkin dia merindukan hal yang disebutkan oleh Eun Tak. Kim Shin pun menyuruh Eun Tak masuk karena bibinya tidak ada dirumah. Eun Tak pun terkejut dan bertanya kemana bibinya pergi. Kim Shin kembali bertanya untuk apa Eun Tak pulang malam-malam kerumahnya. Eun Tak ingin mengambil bunga gandum pemberian Kim Shin, tetapi tidak mau memberitahu Kim Shin alasannya kembali ke rumahnya. Karena sudah melihat Eun Tak, Kim Shin pun pamit pergi.



Kim Shin mengemas pakaiannya tak sengaja melihat sebuah kotak. Kemudian dia membukannya yang isinya adalah lukisan Ratu jaman Goryeo. Kim Shin pun mengingat kembali saat pertemuan terakhir dengan ratunya.



Wang Yeo yang sedang berjalan di jembatan penyebrangan, tiba-tiba di panggil oleh penjual di tepi jalan dan menawarkan jepit rambut yang dijualnya. Wang Yeo pun memjawab kalau jepit rambut tidak cocok dengannya. Penjual menyuruh Wang Yeo membeli untuk pacarnya dan Wang Yeo pun mengatakan bahwa dia tidak punya pacar. 




Penjual tersebut pun menunjukan jepit rambutnya dan mengambil kaca  menyuruh melihat ke kaca dan sepertinya dengan sengaja diarahkan ke wajah Wang Yeo, pantulan cahaya matahari mengenai wajah Wang Yeo. Kemudian Wang Yeo melihat sebuah cincin hijau seperti mengenal cincin tersebut dan ingin mengambilnya, tetapi terlambat karena sudah diambil oleh Sunny duluan. Ketika Wang Yeo melihat Sunny tak terasa ia menangis, sontak Sunny menegur Wang Yeo.



“Apa kau menangis? Kau tak mau?” ucap Sunny memberikan cincinnya.
Sunny pun meminta imbalan nomor telpon Wang Yeo untuk mengganti cincinnya. Tetapi Wang Yeo tidak memiliki ponsel. Sunny terkejut dan mengira bahwa Wang Yeo sengaja tidak mau memberikannya nomor teleponnya. Sunny pun tidak mau memberikan cincinnya dan Wang Yeo pun langsung meminta nomor telepon Sunny sebagai gantinya. Sunny memperkenalkan dirinya terlebih dahulu dengan ciri khasnya yang suka menyibak rambut jika berkenalan. Wang Yeo menatap Sunny dengan tatapan sedih seperti pernah mengenal wanita tersebut.


“Kartu Kredit? Atau tunai? Siapa yang mau bayar cincinnya?” Tanya si penjual. Terlihat dalam bayangan cermin wajah si penjual yang tadinya cantik berubah menjadi seorang nenek.
“Tak peduli siapa yang bayar. Kalian berdua akan membayar dengan harga yang mahal juga”, ucap si penjual.



Kim Shin membuka lukisan tersebut yang ternyata adalah lukisan Ratu Goryeo. Ia mengingat kembali saat ia mendatangi mayat Ratu dan mengambil salah satu lukisan wajah Ratu. Kim Shin pun menanggis memandangi lukisan tersebut kemudian membakar istana tersebut.




Eun Tak sendang mebersihkan jendela restoran di ganggu oleh hantu wanita tetapi Eun Tak pura-pura tidak mendengar dan mengabaikannya. Hantu tersebut mengacam Eun Tak akan mengganggu orang disekitar Eun Tak dan kebetulan itu adalah Sunny. Belum sempat hantu tersebut mengganggu, ia malah terkejut dengan makian Sunny. Hantu tersebut jadi marah kepada Eun Tak, Karena Sunny lebih menakutkan. Eun Tak pun menghampiri Sunny dan menanyakan keadaan Sunny.
Sunny memarahi karena Wang Yeo tidak mengubunginya karena pria tersebut merupakan pria terganteng yang pernah ia temui. Eun Tak pun menasehati Sunny supaya melupakan saja karena menurutnya semua orang ganteng seperti itu.



Di kamarnya Wang Yeo memandangi cincin dan kertas yang berisikan nomor telepon serta juga tanda kecupan bibir Sunny. Wang YEo mengingat kembali kejadian tadi siang sampai ia mendapatkan nomor telpon tersebut.



Eun Tak yang pulang ke rumah terkejut karena barang-barang dirumahnya dikeluarkan oleh pemilik rumah tersebut.
“Ada apa ini? Apa keluargaku pindah?” Tanya Eun Tak kepada pemilik rumah.
“Apa bibimu tidak bisa dihubungi? Dia sudah menjual rumahnya. Besok ada orang baru yang akan pindah”, jelas si pemilik dan membuat Eun Tak kaget.
Eun Tak pun bingung dan bertanya kepada si pemilik dia akan tin ggal dimana?, si pemilik menyuruh Eun Tak untuk mengemasi barangnya. Eun Tak memandangi bunga gandum pemberian Kim Shin yang sudah kering. Bunga gandum tersebut itupun gugur diterpa angin, melihat itu Eun Tak sedih. Kemudian mengambil bunga kering yang masih tersisa dan menyimpannya didalam buku. 



Akhirnya Eun Tak menyimpan barang-barangnya didalam Loker.



Eun Tak di panggil keruang guru, wali kelasnya menyuruh Eun Tak mengeluarkan isi tasnya. Gurunya menanyakan alasan Eun Tak membawa korek api ke sekolah. Kemudian mencari rokok yang disimpan Eun Tak. Eun Tak pun menjawab dengan jujur bahwa dia tidak merokok, tetapi wali kelasnya tersebut mendapat laporan dari siswa lainnya melihat Eun Tak merokok. Kemudian mencium tangan Eun Tak dan tidak menemukan bau rokok.
“Kau sangat teliti. Makanya anak-anak pintar itu mengerikan. Eun Tak, aku takut kalau anak-anak sepertimu pintar juga disekolah. Kau bersikap sok baik dan membuat kemi meras bersalah padamu. Bagaimanapun, semua hanya pura-pura kan. Orang sepertimulah yang mengotori lingkungan kita. Makanya banyak orang baik selalu diperlakukan tidak adil. Mengerti?” ucap wali kelas dan membuat Eun Tak sakit hati mendengarnya. Teman yang memfitnah Ein Tak tersenyum melihat Eun Tak yang sedang dimarahi.



Wang Yeo membuka kaleng minuman kemudian membersihkan sisinya, tetapi belum sempat diminum kaleng minumannya di ambil oleh Kim Shin.
“Kenapa kau mendadak minum?” Tanya Wang Yeo.
“Kau sendiri? Tidak ada kata mendadak untuk minum. Selalu lebih baik kalau punya lebih banyak minuman, wanita, dan daging”, ucap Kim Shin.
“Aku cukup terpandang saat aku jadi jendral dulu”, ungkap Kim Shin.
“Kau pernah jadi jendral?” Tanya Wang Yeo terkejut.
“Kalau dulu, kau pasti tidak akan berani bicara padaku”, ledek Kim Shin.
“Ayolah, kau kan tidak tahu siapa aku sebelumnya”, ucap Wang Yeo.
“Memangnya kau siapa? Apa kau raja?” Tanya kim Shin. Dan Wan YEo pun tidak bisa menjawab.
Wang Yeo pun mengalihkan pembicaraan dan menanyakan apakah Kim Shin sudah selesai berkemas. Kim Shin mngatakan sudah selesai berkemas karena barangnya tidak begitu banyak.




Kim Shin yang mabuk membuka pintu keluar masuk beulang-ulang kali tetapi tidak beranjak kemana-mana, sehingga Wang Yeo pun merasa terganggu dengan kelakuan Kim Shin. Kim Shin ingin bertemu dengan Eun Tak tapi tidak tahu keberadannya karena Eun Tak tidak memanggilnya. Wang Yeo menanyakan bagaimana Kim Shin bisa bertemu dengan Eun Tak sebelumnya.
“Ya, ketemu saja seperti ini”, jawab Kim Shin.
Wang Yeo menyuruhnya menelpon Eun Tak, tetapi Kim Shin tidak memiliki nomornya. Kim Shin pun membawa payung dan keluar dan tidak kembali lagi.
“Dia menemukannya”, ucap Wang Yeo.



Eun Tak duduk di bebatuan pantai dan menanyakan kabar ibunya dan juga keadaan ibunya. Ia menceritakan bahwa dirinya sedang tidak baik. Eun tak pun menangis dan hujan pun turun. Tiba-tiba saja datang Kim Shin memayungi Eun Tak.
“Apa ini?” Tanya Eun Tak.
“Hujan”, jawab Kim Shin.
“Apa selalu hujan saat kau bersedih?” Tanya Eun Tak.
“Ya”, jawab Kim Shin.
“Bagaimana kabarmu?” Tanya Kim Shin.
“Hujannya berhenti”, ucap Eun Tak.
“Aku baru saja merasa baikan”, ucap Kim Shin menatap Eun Tak.

Eun Tak berkata dia tidak memanggilnya kali ini, dan menjawab Eun Tak yang memanggilnya. Eun Tak berkata ini tidak baik, kapanpun hujan turun sepertinya akan merasa sedim mulai sekarang. Dirinya tidak punya seseorang untuk bersandar dan juga harus mencemaskan Kim Shin. Kim Shin pun bertanya apakah Eun Tak kedinginan dan apa yang dilakukan Eun Tak. Eun Tak mengatakan karena dia tidak bahagia, kebahagiannya hanya seperti flu. Hal itu kembali saat dia berfikir bahwa Eun Tak sudah melupakannya. Saat waktunya tiba Eun Tak merasa akan terkena flu (ketidak bahagian) lagi.

Eun Tak mengatakan hal tersebut untuk membuat Kim Shin menjadi merasa buruk dan membuatnya canggung. Dan Kim Shin menjawab ia membencinya. Kim Shin meminta Eun Tak melanjutkan ceritanya. Eun Tak mengatakan bahwa itu akan membuat Kim Shin menghapus air mata kepedihan, dan Kim Shin akan mencoba menahannya.
Eun Tak bercerita bahwa manusia memiliki 4 tahap kehidupan, kehidupan menanam benih, Kehidupan menyiram benih, kehidupan memanen, dan kehidupan menikmati hasil panen. Kim sHin bertanya darimana Eun Tak tahu cerita tersebut, karena itu adalah hal yang dikatakan malaikat maut pada orang yang sudah mati. Eun Tak menjelaskan bagwa dia telah menjadi pengantin goblin selama 19 tahun dan sering mendengar dari para hantu. Eun Tak merasa tidak adil karena dirinya tidak bisa memanen dalam hidupnya dan tidak ada perkembangan.
“Aku turut berduka”, Ucap Kim Shin.
“Itu sangat formal”, ucap Eun Tak.
“Jadi aku harus bagaimana?” Tanya Kim Shin.
“Banyak yang bisa kau lakukan. Kau bisa saja menepuk bahuku, mengusap rambutku, atau memberiku 5000 dolar”, jelas Eun Tak.



Eun Tak memberikan daun Marplenya kepada Kim Shin. Kemudian Kim Shin mengusap rambut Eun Tak. Eun Tak bertanya maksud dari Kim Shin mengusap rambutnya dan Kim Shin pun menjawab bahwa itu adalah ucapan perpisahan. Kim Shin memberitahu bahwa dirinya akan pergi besok. Mendengar itu, Euntak merasa terkejut dan sedih. Hujan pun mulai turun kembali.




Bel rumah berbunyi, Kim Shin berkata bahwa itu adalah bunyi untuk pertama kali dalam 60 tahun. Merekapun ketakutan dan bertanya-tanya siapa yang membunyikan bel.




Wang Yeo keluar untuk melihat siapa tamu mereka dan melihat Eun Tak yang datang. Wang Yeo bertanya kepada Eun Tak kenapa datang kerumahnya dan ada perlu apa mencarinya. Eun Tak yang ketakutan mengatakan bahwa dia salah alamat dan segera pergi. Saat berbalik Eun Tak terkejut melihat Kim Shin. Kim Shin menyuruh Wang YEo masuk karena ia kan bicara denga Eun Tak. Eun Tak mengetahui alamat Kim Shin dari para hantu. Kim Shin bertanya mengapa Eun Tak datang menemuinnya. Eun Tak ingin mengatakan sesuatu yang tidak bisa dikatakan tadi.




“Kau tanya apakah aku melihat sesuatu. Bagaimana kalau aku melihatnya?” Tanya Eun Tak.
“Kenapa tanya? Kau kan tidak lihat”, ucap Kim Shin.
“Siapa bilang aku tidak lihat?” ucap Eun Tak.
“Satu, kalau aku melihatnya apa kita akan langsung menikah? Dua, kalau aku melihatnya, bisakah kau pinjamkan aku uang 5000 dolar? Tiga, kalau aku melihat, apakah kau akan tetap di sini? Jangan pergi. Tetaplah di sini, di Korea. Tidak bisa ya?” tanya Eun Tak.
Kim Shin Yang dari tadi terdiam kemudian bertanya, “Apa kau… bisa melihatnya?”
“Bagaimana kalau bisa?” ucap Eun Tak.
“Buktikan”, perintah Kim Shin.
“Aku ingin jawaban dulu, pilih 1 dari 3 pilihan”, ucap Eun Tak.
“Kau tak bisa melihatnya”, ucap kim Shin
“Aku bisa. Sungguh. Pedang itu…”, ucap Eun Tak langsung menunjuk dada Kim Shin dan Kim Shin pun terkejut.



Bersambung ke Episode 4




***all images credit and content copyright tvN ***

No comments:

Post a Comment