Thursday 15 December 2016

Sinopsis Goblin Episode 3 Part 1








Mobil rentenir tersebut melaju dan anak buahnya mengerem mendadak mengejutkan temannya yang dibelakang dan Eun Tak.
“Dasar kunyuk. Berhenti yang benar dong!” bos memarahi.
Mereka bertiga melihat ke depan dan lampu jalan dari jauh mati satu persatu. Sampai ke dekat mobil mereka langsung meledak dan mereka semua ketakutan.
Muncul Kim Shin dan Wang Yeo berjalan menuju mobil mereka.
“Siapa mereka? Memang mereka itu Men In Black, apa?” Tanya si bos.


 
Lalu lampu mobil mereka pun pecah, mereka semakin takut dan bos langsung menyuruh anak buahnya untuk segera pergi dari situ. Anak buahnya langsung menjalankan mobilnya dan tiba-tiba muncul cahaya membelah mobil tersebut menjadi 2. Bos dan Eun Tak saling berpandangan, dan lengan baju si bos juga sobek.

Adegan slow motion terjadi… Si anak buah tercengang melihat mobilnya terbelah dan si bos juga memandang Eun Tak kemudian memandang mobilnya lagi terlihat bingung. Eun Tak yang melihat mereka juga ikut ketakutan. Kemudian keduanya berteriak ketakutan. (adegan ini bikin ngakak…)



Ternyata Kim Shin yang membelah mobil tersebut dengan pedangnya. Kemudian Kim Shin mengambil syal milik Eun Tak dan berjalan mendekati Eun Tak. 



Eun Tak melihat kearah luar dan melihat Wang Yeo yang sedang bersadar pada mobil dan melambai ke arahnya, lalu Eun Tak langsung menangis. Eun Tak terkejut pintu mobil dibuka oleh Kim Shin. Kim Shin menyuruh Eun Tak segera keluar dari mobil dan mengambil buku-bukunya. Eun Tak pun keluar dari mobil dibantu oleh Kim Shin dan hampi jatuh, tapi Kim Shin dengan sigap langsung menagkap Eun Tak.
“Apa kau terluka? Dimana?” Tanya Kim Shin.



Wang Yeo pun kemudian pergi dan mobil pun tumbang. Eun Tak terkejut dan memeluk Kim Shin. Eun Tak memarahi Kim Shin karena membelah mobil menjadi 2. Kim Shin memakaikan syal ke leher Eun Tak dan menyuruh menunggu sebentar.



“Kau mau kemana? Kau tidak akan membunuh mereka, kan?” Tanya Eun Tak mengejar Kim Shin.
“Tidak”, jawab Kim Shin.
“Kau ini selalu berkata ‘tidak’. Malaikat Maut pun juga datang. Dia datang kesini bukan untuk menyelamatkanku, kan?”, ucap Eun Tak.
“Membunuh mereka kedengaran jadi masuk akal”, ucap Wang Yeo.
“Jangan takut. Aku tidak akan membunuh mereka. Aku hanya mau menunjukan pada mereka kala aku marah. Dengan begitu mereka akan berharap untuk mati saja”, ucap Kim Shin dan kemudian pergi mendekati kedua rentenir tersebut.
“Tolong, jangan bunuh kami!” mereka memohon.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Kim Shin.
“Tolong kami!” mereka memohon lagi.
“Jalanan ini akan hilang dari peta selama dua hari. Jadi, seberuntung-beruntungnya kalian tidak akan ada yang menemukan kalian dalam 2 hari. Rasanya akan sangat sakit sampai kau berharap ingin mati, tapi kau tidak akan mati. Polisi akan menemukan kalian 2 hari dari sekarang. Kau bisa menebus dosa kalian di kantor polisi nanti. Kalian harus berterima kasih, karena bukan aku yang menghukum kalian. Pengampunan itu bersembunyi diantara korban yang kau sakiti. Kalian harusnya berterima kasih padanya”, ucap Kim Shin lalu dilanjutkan oleh Wang Yeo.
“Kalian berdua bertengkar. Begitulah. Kalian tak melihat apa-apa. Kalian tidak akan pernah berbaikan seumur hidup”, ucap Wangyo tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan keduanya.




Eun Tak, Kim Shin dan Wang Yeo pulang jalan kaki.
“Apa kalian tidak bawa mobil?” Tanya Eun Tak.
“Kami jarang bawa mobil”, jawab Kim Shin dan Wang Yeo pun mengangguk setuju.
“Apa aku… aku hanya bertanya, benar ini hanya bertanya. Apa aku sudah mati? Apa ini jalan menuju akhirat?” ucap Eun Tak.
“Ini jalan perdesaan. Dan kami menyelamatkanmu tadi”, jawab Kim Shin.
“Jadi, sekarang kalian mau membunuhku? Apa aku tertangkap hidup-hidup?” Tanya Eun Tak.



“Aku penasaran. Kapan kita akan dengan dia berterima kasih pada kita karena menyelamatkan nyawanya?” Wang Yeo berbicara dalam hati dengan Kim Shin.
“Tenanglah. Kita sedang menghadapi seorang gadis 19 tahun yang sedang marah”, jawab Kim Shin.
“Aku tidak menyangka kalian berdua sedekat ini. Bagai mana kau bisa membawa malaikat maut pada orang yang mina hidupnya diselamatkan?”, ucap Eun Tak.
“Aku hanya penasaran. Kapan kita akan mendengar dia mengucapkan terima kasih”, ucap Wang Yeo sekali lagi pada Kim Shin
“Diamlah!!” teriak Kim Shin emosi kepada Wang Yeo dan membuat Eun Tak terkejut.
“Kenapa kau berteriak padaku?” ucap Eun Tak tersinggung.
Kim Shin pun marah kepada Wang Yeo karena dirinya Eun Tak jadi marah merasa bersalah dan mencoba membujuk tetapi tidak jadi.
“Kenapa tidak ada satupun mobil dijalanan bodoh ini?” teriak Eun Tak kesal.
“Seseorang sudah memastikan tidak ada mobil yang akan melintas disini selama 2 hari”, ejek Wang Yeo.
“Kubilang berhentilah bicara”, ucap Kim Shin kesal.



Kim Shin membawa Eun Tak ke restoran. Eun Tak bertanya kenapa Kim Shin bisa datang padahal dirinya tidak memanggil Kim Shin. Kim Shin juga tidak tahu dan menjawab hanya mendengar teriakan hati Eun Tak meminta pertolongan. Euntak minta maaf karena menyebabkan Kim Shin datang malam-malam untuk menyelamatkannya. Eun Tak berkata tidak akan membenci Kim Shin karena telah menyelamatkan ibu dan dirinya.
“Ada yang ingin ku sampaikan jika kita bertemu lagi walaupun kau mungkin berharap kita tidak bertemu lagi”, ucap Eun Tak.
“Kau terlihat sangat membenciku?” Tanya Kim Shin.
“Tidak”, jawab Eun Tak cepat.
“Mulai sekarang, sepertinya aku tidak akan membuat permohonan, memikirkanmu,atau melakukan apapun. Jadi kau bisa santai dan pergi. Aku harap kau akan menikmati perjalananmu, dan bertemu dengan seseorang yang baik. Seseorang yang cantik dan baik, yang membuatmu menemukan dirimu yang sebenarnya. Bukan wajahnya tapi hatinya, kaukan tak perduli soal wajah”, ucap Eun Tak.



Eun Tak pun pamit pulang, Kim Shin menyuruhnya makan, tetapi Eun Tak tidak mau. Kim Shin pun membujuknya untuk makan dahulu sebelum pulang. Eun Tak menanyakan apakah Kim Shin sedang menraktirnya dan di jawab Kim Shim ya. Eun Tak beralasan dia tidak akan makan malam dengan Kim Shin, tetapi jika makanan tersebut boleh dibawa pulang maka ia akan sangat berterima kasih.


Deok Hwa mengumpulkan data mengenai keluarga Eun Tak, terutama bibi dan kedua anaknya.
“Eun Tak Kehilangan kehilangan orang tuanya waktu dia masih kecil. Dia diperlakukan dengan tidak baik oleh bibi dengan sepupu-sepupunya. Kasihan sekali Eun Tak. Dia pasi sering sekali menangis. Ini adalah daftar nama orang yang membuat Eun Tak menangis. Kami tidak perlu mengali terlalu dalam. Semua orang disekitarnya tahu soal ini. Ibunya Eun Tak mewariskan 150.000 dolar uang asuransi. Mereka menyiksanya sekarang karena mereka tidak bisa melakukan apa-apa sampai dia berusia 18 tahun”, jelas Deok Hwa.
“Aku kaget karena kau ternyata ada gunanya juga”, ucap Kim Shin melihat Deok Hwa.
Dengan sombongnya Deok Hwa berkata, “Kalau orang kaya, kau harus menggunakan uang dan kekuasaanmu untuk memeriksa latar belakang seseorang, setidaknya sekali”.
“Dari mana kau dapat foto-foto ini”, ucap Kim Shin sambil melihat foto yang diberi Deok Hwa.
“Aku mengikuti mereka dan mengambil fotonya. Tapi aku tidak melihat Eun Tak. Sepertinya dia sibuk”, jawab Deok Hwa.
“Apa itu?” ucap Kim Shin menunjuk foto yang dipegang oleh Deok Hwa.
“Itu aku. Aku kelihata keren disitu”, ucap Deok Hwa percaya diri.
Kim Shin pun langsung membuang foto Deok Hwa dengan kesal dan lansung merapikan rambutnya yang agak berantakan dan kembali bergaya cool.




“Ngomong-ngomong kenapa kau menyuruhku melakukan ini?” Tanya Deok Hwa.
“Untuk menghukum mereka”, jawab Kim Shin.
“Bagaimana?” Tanya Deok Hwa penasaran.
Deok Hwa melihat emas diatas meja dan terkejut karena Kim Shin akan memberikan 2 batang emas kepada mereka.
“Itu bukan hukuman, itu emas. Bagaimana bisa kau menghukum seseorang dengan member I mereka emas”, ucap Deok Hwa tak rela.
“Bagaimana dengan ku”, ucap Deok Hwa berharap juga diberi batangan emas.
“Kerja bagus”, ucap Kim Shin.
“Bagaimana dengan aku. Kenapa aku tidak dapat emas? Apa aku sudah banyak melakukan dosa? Bukankah aku berhak mendapat hukuman dari dewa?” rengek Deok Hwa.




Emas tersebut sudah berpindah tempat dan berada didalam laci Eun Tak. Bibi Eun Tak marah karena belum dapat kabar dari kedua rentenir. Kemudian mengomeli kedua anaknya karena tidak menghiraukan dirinya dan malah asik menonton tv. Bibinya masuk kekamar Eun tak dan membongkar lacinya berharap dapat buku rekening yang ia cari, tetapi ia terkejut dan syok melihat ada 2 batangan emas. Kedua anaknya ikut masuk dan terkejut melihat emas yang dipegang oleh ibunya. 



Sepanjang malam mereka memperhatikan emas tersebut. mereka semua mengantuk, tetapi tetap ditahannya dengan segala cara. 



Dan ketika bangun pagi bibi dan anak laki-lakinya terkejut karena emasnya hilang dibawa lari oleh Kyung Mi. Bibi dan anak laki-lakinya langsung segera mencari Kyung Mi.




Dari dalam restoran Kim Shin melihat kelakukan bibi Eun Tak dan anak laki-lakinya. Dan Deok Hwa sedang menerima telpon dari kakeknya dan melaporkan apa yang ia lakukan bersama Kim Shin.
“Sebenarnya semua masalah akan selesai kalau kau bicara…” keluh Deok Hwa.
“Samchon, apa kau dengar yang barusan aku bilang? Kau liahat apa?” Tanya Deok Hwa memperhatikan yang sedang dulihat oleh Kim Shin.
“Aku sedang menonton TV”, Jawab Kim Shin.
“Dia berumur segitu waktu itu”, cerita Kim Shin.
“Siapa?” Tanya Deok Hwa
“Raja yang pernah kukawal. Dia berumaur 17 tahun”, ucap Kim Shin.
“Kau pernah jadi pengaawal raja? Daebak… apa kau kasim kerajaan?” Tanya Deok Hwa penasaran.
“Akulah adalah pakaiannya. Itu adalah masa paling bersinar dalam hidupku. Mataku sakit. Makanya aku terus-terusan mengutuk. Aku tidak yakin apa aku sedang mengutuk raja, kekuatan dewa, atau diriku sendiri”, ucap Kim Shin.



Dirumah mereka bertiga menonton TV dan ingin melihat reinkarnasi dari raja yang telah menghukum Kim Shin. Mereka sedang menonton acara music dan melihat boyband dan girlband dan melihat diantara mereka apakah ada reinkarnasi raja.
“Lupakan kemarahan dan keinginan untuk balas dendam akan membuatmu jadi menyedihkan”, ucap Wang Yeo.
“Apa kau senang karena kau tidak ingat apa-apa?” ucap Kim Shin dan Wang Yeo pun menutup mulutnya.
“Ngomong-ngomong kenapa kau yakin sekali dia bereikarnasi jadi pria?” ucap Wang Yeo menunjuk boyban yang sedang ditontonnya.
Kim Shin bertanya kepada Wang Yeo apakah benar, dan Wang Yeo tidak tahu karena dia harus menyentuh mereka. Deok Hwa bingung apa yang diperdebatkan oleh Kim Shin dan Wang Yeo dan meminta mereka menjelaskan kepadannya. Tetapi Deok Hwa tidak dihiraukan, Wang Yeo pergi dan Kim Shin menari mengikuti tarian di TV.



Wang Yeo tiba di rumah sakit dan menemukan teman-temannya sedang menunggu untuk membawa para jiwa-jiwa yang sudah mati. Lalu Temannya muncul dan mengatakan bahwa akan dibentuk tim baru untuk menemukan jiwa-jiwa yang hilang dan menyuruh Wang Yeo mendaftarkannya sebelum akhir tahun. Mereka berempat terpana melihat malaikat pencabut nyawa cantik yang baru datang dan memperkenalkan diri. Ketiga temannya tampak senang, tetapi tidak dengan Wang Yeo. Kemudian masuk pasien dan Wang Yeo pun bersiap menjalankan tugasnya. Sebelum pergi temannya mengingatkan bahwa akan ada pesta dan menyuruh Wang Yeo datang kalau tidak aka nada hukuman untuknya.




“Tuan Choi Yeong Jae”, panggil Wang Yeo.
“Maaf, tapi aku ada kerjaan. Silahkan tunggu diluar”, ucap Yeong Jae.
“Kau berumur 33 tahun. Kau meninggal tanggal 4 oktober 2016. Waktu kematian 2:41 pm. Penyebab kematian karena lelah bekerja. Itu kau kan?” ucap Wang Yeo
Yeong Jae terkejut karena tak sadar dirinya telah meninggal. Lalu masuk mayat Yeong Jae yang dibawa oleh temannya. Dan setelah itu barulah Yeong Jae sadar bahwa iya telah meninggal.
“Terima kasih, berkat pertolongan pertamamu, pasien berhasil diselamatkan”, ucap Wang Yeo.




Wang Yeo duduk sendiran sambil menikmati makanannya. Kemudian melihat 2 formulir untuk jiwa yang hilang dan memikirkannya apakah dia akan mendaftarkannya. 




Eun Tak yang bersepeda dimalam hari melihat di sepanjang jalan tertulis nama goblin mulai dari spanduk pameran goblin, nama restoran goblin, perhiasan goblin sampai bus yang bertuliskan perjalanan malam goblin. 




Hal tersebut mebuat Eun Tak risih karena tak bisa melupakan Kim Shin. Mereka berdua sama-sama galau karena merindukan satu sama lain.




Eun Tak pergi ke toko buku mencari buku yang ia baca kemarin kerena didalam buku tersebut ada daun marble yang ia cari tetapi tidak menemukannya. Eun Tak melihat Deok Hwa sedang memarahi kasir karena meminda uangnya dikembalikan karena menemukan daun dibukunya. Eun Tak pun langsung mengatakan pada kasir bahwa ia akan membelinya. Deok Hwa pun langsung menannyakan apakah daun tersebut adalah milik Eun tak dan Eun Tak pun membenarkan. Tapi Deok Hwa meminta bukti bahwa daun tersebut adalah miliknya.
“Tebak darimana daun ini berasal?” Tanya Deok Hwa.
“Que… kau tidak akan tahu jawabannya kalaupun aku memberitahumu”, ucap Eun Tak
“Benar”, jawab Deok Hwa memberikan daun Marble kepada Eun Tak.
Euntak mengucapkan terima kasih kepada Deok Hwa karena telah mengembalikan daunnya.




“Kau terlalu tua untuk membaca itu”, ucap Deok Hwa.
“ini untuk riset”, ucap Eun Tak.
“Bagaimana denganmu? Kenapa kau beli buku itu?” Tanya balik Eun Tak.
“Aku kenal seorang goblin”, jawab Deok Hwa.
“Apa?” Eun Tak terkejut.
Deok Hwa mengatakan ia berbohong dan mengalihkan pembicaraan. Kemudian meminta 10 dolar untuk biaya bukunya. Eun Tak pun mengambil dompetnya dan berat untuk memberikan uangnya kepada Deok Hwa dan meminta potongan harga karena bukunya adalah barang bekas dan bukan buku baru. Deok Hwa tidak mau lalu mengambil uang tersebut kemudian ia pun pamit pergi.



Deok Hwa datang ke rumah Kim Shin dan terkejut melihat kakeknya ada diruangan dengan Wang Yeo.
“Aku datang mengantarkan cucian dan menyapa. Kau kelihatan sedang ada tamu”, ucap kakek melihat Wang Yeo.
Wang Yeo pun terlihat gugup karena kedatangan kakek Deok Hwa.
“Oh benar. Seorang tamu”, ucap Deok Hwa ketakutan. Kemudian bertanya kepada Wang Yeo, “Siapa kau, pak?”
Wang Yeo pun langsung melirik Deok Hwa.
“Apa yang kau lakukan dirumah pamanku?” Tanya Deok Hwa berpura-pura
Lalu Kim Shin keluar dari ruangannya. Deok Hwa langsung merasa cemas takut kakeknya akan segera tahu yang sebenarnya.
“Aku adalah temannya. Aku datang untuk berkunjung ”, ucap Wang Yeo sambil menunjuk Kim Shin.
“oOh, kau sedang mengunjungi temanmu. Kau pasti teman baik pamanku. Apa kau mmau mengadakan pesta perpisahan sebelum dia keluar negeri?” ucap Deok Hwa berpura-pura.
Wang Yeo pun melambaikan tangannya pada Kim Shin dan megatakan selamat tinggal dengan muka yang datar. Kim Shin pun membalas lambaian tangannya.
“Jaga diri. Dan jangan pernah kembali. Berbahagialah untuk waktu yang lama. Tetap disini sampai kau mati”, ucap Wang Yeo.
“Kau bisa pergi kok, kita kan bukan teman. Keluar dari rumahku dan jangan pernah kembali”, ucap Kim Shin tersenyum.
“Paman, kau mana boleh begitu pada teman dekatmu”, ucap Deok Hwa mencoba menasehati.
“Kau pikir kau bisa bebas? Keluarlah secepat mungkin”, ucap Kim Shin sambil melambaikan tangannya ke Deok Hwa.



Akhirnya Deok Hwa dan Wang Yeo duduk diluar rumah dan mengomel karena Kim Shin mengusir mereka. Wang Yeo marah kepada Deok Hwa itu semua karenanya. Kemudian Kim Shin muncul dan menyuruh masuk.




“Kalaupun kau memohon…” ucap Deok Hwa.
“Bukan aku. Pulanglah supaya kau bisa dimarahi”, ucap Kim Shin pada Deok Hwa.
“Satu Kosong untukku”, ejek Kim Shin dengan senyum penuh kemenangan pada Wang Yeo. Wang Yeo pun kesal mendengarnya dan langsung masuk ke dalam rumah.
“Aku akan dimarahi? Untuk apa? Apakah kau mengatakan semua pada kakek? Bagaimana kau bisa melakukannya? Seberapa banyak yang kau katakana padanya? Beru tahu aku supaya aku bisa membuat alasan”, omel Deok Hwa.
“Memangnya sebelum menyewakan rumahku kau memberitahukanku dulu?” Kim Shin balik bertanya dan langsung menutup pintu rumahnya.




Kim Shin bersenandung dan berjoget kegirangan sehabis mandi, karena berhasil menang dari Wang Yeo dan menari. Saat ingin melangkah keluar dari kamar mandi, Kim Shin tekejut dan ketakutan dengan keset kaki yanga da didepannya. Wang Yeo membalas dendam dengan memberikan tulisan pada keset kaki dengan darah kuda’Selamat malam, sekarang impas 1:1’.
Kim Shin pun berteriak memanggil Wang yeo dan meminta maaf dan menyuruhnya segera menyingkirkan keset kaki tersebut.


Bersambung ke part 2



***all images credit and content copyright tvN ***

No comments:

Post a Comment