Eun Tak memberi tahu Kim Shin bahwa ia mengetahuinya sejak pertama kali bertemu dengan kim Shin. Kemudian bertanya apakah dirinya bukan pengantin goblin. Kim Shin mengatakan bahwa benar Eun Tak memang pengantin goblin.
“Apakah
aku berharga bagimu sekarang? Kau tak jadi pergi?” ucap Eun Tak
“Ya,
untuk sementara ini. Aku mungkin harus pergi sejauh mungkin”, ucap
Kim Shin
Kim
Shin bertanya kenapa tidak memberitahunya sejak awal kalau melihat
pedangnya. Eun Tak memberikan alasan dia tidak memberi tahu Kim Shin
dengan alasan kesopanan. Karena menurutnya tidak sopan baru pertama
kali bertemu langsung menanyai seperti itu dan juga dirinya takut
sesuatu akan terjadi padanya jika mengatakan hal tersebut. Eun Tak
bertanya kepada Kim Shi apa yang harus ia lakukan sekarang. Dan kim
shin menyuruh Eun Tak menunggu di luar.
Kim
Shin berlari masuk kekamar Wang Yeo, Wang Yeo yang ingin tidur
menjadi terkejut.
“Dia
melihat pedangnya. Dia menunjuk pedangnya seperti ini”, ucap Kim
Shin mencontohkan.
“Baguslah.
Keluarlah kau sekarang”, ucap Wang Yeo.
“Dia
melihat pedangnya. Dia memang pengantinku. Berarti, aku akan mati”
ucap kim Shin.
“Terus
apa? Bukankah bagus begitu? Bukankah itu alasannya kau mencari
pengantinmu? Seorang penganti yang akan mengubahmu menjadi abu”
teriak Wang Yeo.
Kim
Shin mengatakan memang sedang mencari pengantinnya, tapi kemudian
bingung karena sebagian dirinya lega karena segera mengakhiri
kehidupan abadinya, tapi ada sebagian lagi dari dirinya yang masih
ingin hidup. Wang Yeo pun berbaik hati mengatakan agar dia saja yang
membawa Eun Tak, karena sudah tugasnya dari sejak lama. Kim Shin
merasa lega dan ingin berterima kasih dengan mencoba memeluk Wang Yeo
tetapi tidak jadi karena Wang Yeo menghindari. Tiba-tiba bel rumahnya
berbunyi dan mengejutkan keduannya
“Kematian
memanggilku”, ucap Kim Shin ketakutan.
“Itu
artinya kematian yang tulus karena kematian menjemputmu dengan
membunyikan bel. Tenanglah, kau tidak pernah bilang sesuatu yang
kejam padanya ka?” ucap Wang Yeo.
Kim
Shin memarahi Eun Tak karena tak sabaran. Wang Yeo yang bersamanya
juga menginggatkan agar Kim Shin bersikap lebih kasar kepada Eun Tak.
Eun Tak pun menjawab kalau dia tidak bisa sabar karena telah lama
menunggu dan meminta Kim Shin untuk membawanya ataupun mengadopsinya
dan tinggal di rumahnya karena ia tidak memiliki siapa-siapa lagi.
Eun Tak pun menceritakan kisah hidupnya kepada Kim Shin dengan tujuan
bisa membujuk Kim Shin dan tidak memberikan kesempatan Kim Shin untuk
bicara.
Kim Shin menanyakan apakah Eun Tak tidak takut tinggal serumah dengan malaikat kematian. Eun tak menoleh ke Wang Yeo dan langsung beralasan dia akan mati dijalan jika tidak tinggal dirumah Kim Shin. Wang Yeo pun Akhirnya angkat bicarasebagai sahabat, tapi sebelum sempat menjelaskan Kim Shin pun langsung memotong omongan Wang Yeo dan menyuruk Eun Tak masuk ke dalam rumah. Kim Shin merasa perlu bicara kembali dengan Wang Yeo.
Kim Shin menanyakan apakah Eun Tak tidak takut tinggal serumah dengan malaikat kematian. Eun tak menoleh ke Wang Yeo dan langsung beralasan dia akan mati dijalan jika tidak tinggal dirumah Kim Shin. Wang Yeo pun Akhirnya angkat bicarasebagai sahabat, tapi sebelum sempat menjelaskan Kim Shin pun langsung memotong omongan Wang Yeo dan menyuruk Eun Tak masuk ke dalam rumah. Kim Shin merasa perlu bicara kembali dengan Wang Yeo.
Eun
Tak yang baru masuk ke rumah Kim Shin terkagum-kagum dengan isi rumah
Kim Shin dan segera menjelajahi rumahnya.
Kim Shin memarahi Wang Yeo dan mengatakan persahabatan macam apa yang berlangsung kurang dari 5 menit dan memarahi mengapa berkata seperti itu kepada Eun Tak. Kim shin menyuruh Wang Yeo untuk tidak keluar dari kamarnya. Wang Yeo pun menanyakan apakah Kim Shn sudah punya solusinya. Kim Shin mengatakan bahwa dia sudah menemukan solusinya, tetapi akan dianggap sebagai orang yang matrealistis oleh Eun Tak.
Eun
Tak menolak amplop tersebut dan merasa sudah lupa dengan yang ia
katakan tadi dan situasinya sudah beda karena Eun Tak sudah di dalam
rumah Kim Shin.
Eun Tak dengan senang mengungkapkan bahwa ini adalah rumah yang sempurna untuk mebesarkan anak dan menanyakan tipe wanita yang disukai Kim Shin untuk menjadi istrinya. Kim Shin hanya bisa tertegun mendengar ucapan Eun Tak dan berkata bukankah dia bukan termasuk tipenya Eun Tak. Eun Tak mengatakan saat itu hanya bercanda.
Eun Tak dengan senang mengungkapkan bahwa ini adalah rumah yang sempurna untuk mebesarkan anak dan menanyakan tipe wanita yang disukai Kim Shin untuk menjadi istrinya. Kim Shin hanya bisa tertegun mendengar ucapan Eun Tak dan berkata bukankah dia bukan termasuk tipenya Eun Tak. Eun Tak mengatakan saat itu hanya bercanda.
'Ahjussi,
kau itu sangat tampan, kau itu sangat keren. Aku jadi tidak perlu
melihat bintang di langit. Karena apa? Karena aku hanya perlu
memandang matamu saja. Ahjussi, kau bisa dengan pikiranku?'
ucap
Eun Tak dalam hati pada Kim Shi.
Kim
Shin yang dari tadi diperhatikan Eun Tak merasa heran dan bertanya
apa yang dilakukan oleh Eun tak. Eun Tak pun senang mengira ucapan
hatinya tadi telah didengar oleh Kim Shin. Kim Shin pun akhirnya
menjelaskan bahwa ia telah berbohong bisa membaca pikiran Eun Tak.
Eun Tak pun marah karena selama ini ia selalu berhati-hati untuk
tidak memikirkan Kim Shin taku Kim Shin mendengar isi hatinya, dan
kim Sin pun jadi tersentuh karena Eun Tak selalu memikirkannya.
Eun
Tak dibawa oleh Kake Deok Hwa ke hotel, kemudian Deok Hwa masuk
memanggil kakeknya. Deok Hwa dan Eun Tak terkejut karena pernah
bertemu sebelumnya. Deok Hwa bertanya kepada kakeknya kenapa Eun Tak
bisa ada disitu. Kakeknya mperkenalkan kepada Eun Tak Deok Hwa adalah
cucu yang telah ia ceritakan dan dia akan melakukan apa saja yang Eun
Tak perintahkan. Deok Hwa komplain kepada kakeknya kenapa ia harus
menuruti semua perintah Eun Tak dan kakeknya mengatakan apakah Deok
Hwa tidak memerlukan kartu kreditnya lagi. Dengan sigap Deok Hwa
menyapa Eun Tak dan berjanji akan melayani Eun Tak dengan baik.
Kakek pun memberikan kartu namanya kepada Eun Tak agar bisa dihubungi jika ada perlu dengannya dan menyuruh Eun Tak istirahat.
Kakek pun memberikan kartu namanya kepada Eun Tak agar bisa dihubungi jika ada perlu dengannya dan menyuruh Eun Tak istirahat.
Eun
Tak sangat senang melihat kamarnya yang besar. Ia langsung berlari ke
kamar mandi dan memakai handuk baju kemudian bergaya seakan-akan dia
baru selesai mandi, kemudian mengganti sepatunya dan masuk kembali
kekamar mandi dan keluar seolah-oleh ia telah selesai keramas.
Kemudian mencoba tempat tidurnya yang besar, tetai merasa kesepian
karena ia sendirian di kamar yang besar.
Deok
Hwa bertanya pada kakeknya Eun Tak itu siapa? Tapi kakeknya hanya
menjawab Deok Hwa tidak perlu tahu dan harus fokus melaksanakan
perintah Eun Tak, karena ada hal yang penting tergantung pada
dirinya. Deok Hwa pun penasaran dan menanyakan hal penting apa?.
Kakek pun menjawab kartu kredit Deok Hwa. Deok Hwa penasaran dan
mengatakan tidak mungkin seorang ahli waris kaya raya bergantung
kepada perempuan untuk memutuskan ia dapat kartu kredit atau tidak.
Deok
Hwa datang menemui Kim Shin ingin mengadu, tetapi sesampainya dirumah
ia melihat Kim Shin sedang ingin makan obat dan bertanya apakah Kim
Shin sedang sakit.
“Ini
buat gangguan saraf, ini buat gangguan bipolar, dan ini buat
insomnia”, tunjuk kim Shin lalu memakannya.
Kim
Shin menjelaskan bahwa dirinya hal aneh, kadang merasa senang, habis
itu sedih, habis itu merasa kesepian, kemudian merasa kegirangan dan
juga tidak bisa tidur dan juga berat badannya turun.
Deok Hwa mengira keadaan Kim Shin seperti itu diakibatkan oleh Wang Yeo dan ingin memarahinya. Kemudian Wang Yeo pun datang keadaannya pun sama dengan apa yang terjadi dengan Kim Shin. Hal tersebut membuat Deok Hwa heran.
Deok Hwa mengira keadaan Kim Shin seperti itu diakibatkan oleh Wang Yeo dan ingin memarahinya. Kemudian Wang Yeo pun datang keadaannya pun sama dengan apa yang terjadi dengan Kim Shin. Hal tersebut membuat Deok Hwa heran.
Eun
Tak sedang berada di resturan Sunny. Seperti biasa tidak ada
seorangpun pelanggan yang datang ke restoran tersebut. Saat Eun Tak
bekerja, acara ditelevisi sedang membahas tantang kesehatan jiwa dan
yang jadi nara sumbernya adalah wanita misterius (kadang-kadang jadi
cantik, kadang-kadang berubah menjadi nenek-nenek)
Eun
Tak tidak memperhatikan acara tersebut tetapi malah teringat akan
tanda lahirnya dan kemudian menyentuhnya.
Wanita
tersebut membicarakan tentang gangguan kecemasan, gangguan bipolar,
dan insomnia yang menghantui masyarakat modern. Ia menginggatkan jika
ada orang yang membeli barang berlebihan secara tiba-tiba harus
dicegah karena itu termasuk hangguan bipolar.
Kim
Shin dan Deok Hwa menonton acara tersebut dan ternyata Kim Shin telah
melakukan hal tersebut, dan banyak tumpukan belanjaannya di belakang
mereka. Deok Hwa hanya bisa menggeleng-geleng melihat kelakuan Kim
Shin.
Gejala
lainnya adalah kepercayaan diri yang ekstrim dan berlebihan. Lalu Kim
Shin keluar dari kamarnya dan bergaya di depan Deok Hwa dan Wang Yeo
kemudian bertanya apakah ingin ke sauna bersamanya?. Melihat kelakuan
Kim Shin, Deok Hwa memberi ide kepada Wang Yeo untuk mengikatnya
saja, dan Wang Yeo pun menyetujuinya kemudian pergi dan bergaya
seperti Kim Shin. Deok Hwa melihat kelakuan Wang Yeo seperti itu pun
menyebut mereka berdua aneh.
Dan
Wanita tersebut menjelaskan lagi gejala utama dari ganguan saraf
adalah hipokondria. Kim Shin mendekati Wang Yeo yang ingin minum
susu, mengatakan bahwa akhir-akihr ini perutnya sakit dan meminta
susu milik Wang Yeo. Wang Yeo yang tidak mau lalu meminum susunya
hingga habis, melihat itu Kim Shin tersinggung dan memarahi Wang Yeo
sampai hampir menanggis. Wang Yeo pun frustasi melihat kelakuan Kim
Shin.
Eun
Tak keluar dari hotel untuk pergi ke sekolah dan melihat langit
tiba-tiba menjadi mendung. Eun Tak pun teringat dengan Kim Shin.
Di rumahnya Kim Shin sedang memikirkan Eun Tak dan melihat daun maple yang diberikan oleh Eun Tak. Kemudian hujan pun turun yang menandakan suasana hati Kim Shin sedang sedih. Eun Tak yang melihat hujan turun mengatakan kalau hatinya sakit jika melihat Kim Shin sedih. Eun Tak marah sambil melihat ke langit menyuruh Kim Shin untuk mengatakan dengan jujur jika ia menolak Eun Tak dan jangan mendatangkan hujan karena akan membuat semua orang susah.
Kemudian Eun Tak ingin mengambil payung dalam tasnya, tiba-tiba Deok Hwa muncul dengan mobil sport mewahnya. Dia datang menjemput Eun Tak dan akan mengantarnya ke sekolah takut nantinya Eun Tak akan mengadu pada kakeknya. Eun Tak merasa dia tidak akan mengadu dan menolak diantar oleh Deok Hwa. Tapi Deok Hwa mengatakan bahwa dia akan tetap mengantar Eun Tak karena ada orang lain yang akan mengadu jika tidak melakukannya.
Di rumahnya Kim Shin sedang memikirkan Eun Tak dan melihat daun maple yang diberikan oleh Eun Tak. Kemudian hujan pun turun yang menandakan suasana hati Kim Shin sedang sedih. Eun Tak yang melihat hujan turun mengatakan kalau hatinya sakit jika melihat Kim Shin sedih. Eun Tak marah sambil melihat ke langit menyuruh Kim Shin untuk mengatakan dengan jujur jika ia menolak Eun Tak dan jangan mendatangkan hujan karena akan membuat semua orang susah.
Kemudian Eun Tak ingin mengambil payung dalam tasnya, tiba-tiba Deok Hwa muncul dengan mobil sport mewahnya. Dia datang menjemput Eun Tak dan akan mengantarnya ke sekolah takut nantinya Eun Tak akan mengadu pada kakeknya. Eun Tak merasa dia tidak akan mengadu dan menolak diantar oleh Deok Hwa. Tapi Deok Hwa mengatakan bahwa dia akan tetap mengantar Eun Tak karena ada orang lain yang akan mengadu jika tidak melakukannya.
Eun
Tak datang ke sekolah diantar oleh Deok Hwa, para siswa melihat
penasaran karena ada mobil sport mewah masuk kelingkungan sekolah
mereka. Eun Tak yang malu terus menyembunyikan diri agar tidak
kelihatan, dan memarahi Deok Hwa mengapa mengantarnya sampai depan
pintu sekolah. Deok Hwa mengatakan harus mengantarkannya samai ke
depan pintu sekolah agar semua orang tahu kalau dia ada pewaris kaya.
Kemudian ia membukakan pintu mobil Eun Tak, dengan perasaan malu
karena dilihat teman-temannya Eun Tak pun keluar dari mobil.
“Bukankah
itu Ji Eun Tak?” teriak teman yang selalu jahat dengan Eun Tak dan
memandang tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Aku
harus pergi”, ucap Eun Tak tak enak.
“Apa
kau Ji Eun Tak?” tanya Deok Hwa yang terkejut mengetahuinya.
“Ya,
maaf aku telat berkenalan denganmu. Aku Ji Eun Tak”, ucap Eun Tak.
“Jadi
kau si Shabashaba itu? Kau selalu menangis ya? Jadi kau membeli buku
goblin itu karena... Ah, kau ternyata sudah kenal pamanku selama ini.
Semuanya perlahan-lahan mulai terbongkar”, ucap Deok Hwa.
“Pamanmu?”
tanya Eun Tak
“Bibimu
kemana? Hukuman itu, emas?” tanya Deok Hwa penasaran
“Hukuman?
Emas? Apa bibiku harus membayar denda?”, ucap Eun Tak bingung.
“Entahlah,aku
hanya ingin tahu hukuman apa yang diberikan paman pada mereka”,
jelas Deok Hwa penasaran.
Di
toko emas bibi Eun tak dan kedua anaknya ingin menjual emas yang
diambilnya. Pegawai toko bertanya dari mana mereka mendapatkan emas
tersebut. Bibinya pun dengan gugup menyuruh pegawai toko membawanya
dan jangan menanyainya macam-macam, jika tidak ia akan mencari toko
emas lain. Pegawai toko pun langsung memberitahu bahwa emasnya sangat
bagus. Bibi dan kedua anaknya tersenyum lega dan mengatakan bahwa itu
adah warisan. Pegawai tokopun mulai curiga bertanya ada apa dengan
wajah anak perempuannya. Anak perempuannya langsung mengatakan bahwa
ia ditampar oleh ibunya dan ibunya pun langsung menyuruhnya diam.
Pegawai toko menyuruh mereka menunggu karena ia akan menguji emas
tersebut.
Ternyata
pegawai tadi melaporkan bibi dan kedua anaknya karena telah mencuri
emas. Di kantor polisi bibinya tidak terima dikatakan pencuri, ia
menjelaskan bahwa ia mengambil emasnya dari laci keponakannya. Polisi
pun bertanya kenapa ia berbohong saat di toko emas dan mengatakan
bahwa emas batangan tersebut adalah warisan. Bibinya beralasan bahwa
ia tidak mengatakan itu warisannya tetapi itu warisan milik
keponakannya. Polisi pun menanyakan tangal lahir dari keponakannya.
Bibi Eun Tak tidak bisa menyebutkan dan juga lupa dengan nama
keponakannya, ia bertanya kepada kedua anaknya dan hasilnya juga sama
mereka juga tidak tahu namanya. Polisi membentak memarahi mereka
karena sedang mempermainkan polisi, kemudian menjelaskan bahwa itu
adalah emas yang dibuat bank korea dan seharusnya disimpan di bank
Federal New York dan bibinya mencurinya lagi dari Eun Tak. Bibinya
meyakinkan polisi bahwa ia tidak mencuri dan bisa menanyakan sendiri
pada keponakannya, kemudian polisi meminta alamat Eun Tak tetapi
bibinya tetap tidak bisa menyebutkannya dan bertanya pada anaknya
dimana alamat rumahnya dulu. Bahkan anaknya pun lupa kalau ia dulu
pernah punya rumah. Ternyata mereka semua diberi hukuman oleh Kim
Shin menjadi lupa.
Di
ruang makan Deok Hwa bertanya pada Wang Yeo apakah benar Eun Tak itu
pengantin pamannya dan kenapa bisa Eun Tak jadi pengantinnya. Wang
Yeo menjawab tidak tahu tetapi pikirannya melayang kemana-mana. Deok
Hwa pun menegur Wang Yeo karena piringnya membeku, dan menginggatkan
bahwa itu piring favorit Kim Shin karena di membeli pada masa
pemerintahan Raja Louis XIV. Wang Yeo dengan tatapan lemahnya
memanggil Deok Hwa, dan Deok Hwa agak ketakutan kemudian menanyakan
apakah sikap Wang Yeo seperti itu dikarenakan wanita yang membuat
Wang Yeo menangis pada saat pertama kali melihatnya. Wang Yeo
terkejut mendengar pertanyaan Deok Hwa. Deok Hwa meminta Wang Yeo
untuk menginggat kemungkinan ia pernah bertemu ataupun melukai wanita
tersebut sebelumnya dan yuruh Wang Yeo bertangung jawab akan hal
tersebut. Wang Yeo pun menjelaskan bahwa saat ia bertemu wanita
tersebut tampak riang sekali dan memperagakan bagaimana wanita
tersebut memperkenalkan diri. Kemudian mengatakan bibirnya sambil
memonyongkan bibirnya seperti yang dilakukan Sunny. Deok Hwa yang
penasaran memarahi Wang Yeo karena ceritanya tidak tuntas. Wan Yeo
pun marah dan membuat piringnya retak, melihat itu Deok Hwa ketakutan
dan mengatakan tidak akan bertanya lagi kemudian pergi.
Wang
Yeo pun pergi ke jembatan penyebrangan dengan tujuan agar bertemu
dengan Sunny, tetapi Sunny tidak muncul.
Seorang
pria tua yang sakit keras dan di temani oleh istrinya. Tak lama pria
tersebut meninggal.
Kim
Shin berpakaian rapi menggunakan jas hitam terlihat sedih. Kebetulan
saat Kim Shin keluar dari kamarnya Wang yeo baru pulang dan bertanya
Kim Shin mau pergi kemana karena berpakaian sangat rapi.
Kim
Shin menyuruhnya pergi lewat pintu yang ia masuki tadi, karena dunia
orang mati ada pintu disebelahnya. Anak tersebut tersenyum
mendengarnya, kemudian berdiri dan pergi menuju pintu tersebut. saat
ingin membuka pintu, anak tersebut berubah kembali menjadi pria tua.
dia berbalik melihat Kim Shin dan tersenyum. Kemudian pria tua itupun
pergi menaiki tanggan menuju akhirat.
“Kau
mau menikah atau menghadiri pemakaman? Apa ini yang mereka maksud
kalau pernikahan itu bagaikan kuburan?” ejek Wang Yeo.
“Ku
peringatkan sekarang. Kuharap kau jujur menjawab pertanyaanku. Kau
juga bekerja di luar negeri,’kan? Atau kau tak bisa bahasa
inggris?” ucap Kim Shin
“What?
Pardon?” ucap Wang Yeo memamerkan keahliannya.
“Pengucapanmu
bagus juga. Sayangnya aku butuh bantuanmu”, ucap Kim Shin.
“Kenapa?
Kau mau mati di luar negeri?” ledek Wang Yeo.
Eun
Tak pulang dari sekolah membuka pintu apartemennya tidak ada siapapun
di ruangannya. Eun Tak pun belajar sendirian merasa sepi dan
mengumpat karena Kim Shin meninggalkannya sendiri di apartemen.
Eun
Tak pun kemudian pergi ke Rumah Kim Shin mukul-mukul pintunya
menyuruh Kim Shin keluar.
“Buka
pintunya! Aku di depan rumahmu. Kenapa kau menghindariku? Keluarlah!
Aku tahu kau ada didalam”, teriak Eun Tak.
tetapi
Kim Shin tidak ada dirumah. Eun Tak mengancam jika Kim Shin tidak
keluar maka ia akan meniup lilin panjang dan besar yang ia pegang,
kemudian memanggilnya di tempat yang memalukan. Dan Eun Tak pun
memutuskan menunggu didepan rumah Kim Shin.
Pria
tua yang tadi meninggal membuka pintu ruangan tempat Wang Yeo
biasanya membawa orang-orang yang telah meninggal. Ketika masuk pria
tua tersebut berubah menjadi anak remaja. Ternyata remaja tersebut
adalah remaja yang pernah bertemu dengan Kim Shin di eposode 1.
Dalam
ruangan sudah tampak Kim Shin yang menunggunya. Remaja tersebut
langsung duduk didepan Kim Shin dan menyapanya dan mengatakan Kim
Shin tidak menua.
“Sudah
kubilang padamu jawaban soal nomor 17 itu 4. tapi kau tetap saja
menulis 2”, ucap Kim Shin.
“Seberapa
kalipun aku mencoba, aku menjawabnya dua. Kalaupun aku tahu jawaban
yang benar, aku selalu menjawab dua. Jadi aku tidak bisa menjawab
dengan benar. Aku tidak bisa memecahkan soalnya”, jelas remaja
tersebut.
“Tidak.
Kau memecahkan soal itu dengan sangat baik. Pilihanmu adalah
satu-satunya jawaban dalam hidupmu”, jelas Kim Shin.
“Ah,
jadi begitu maksudnya”, ucap remaja tersebut senang mengatahuinya.
“Kau
jadi seorang pengacara rupanya. Kau sudah banyak membantu orang yang
kesusahan”, ucap Kim Shin.
“Aku
ingin membalas budimu karena telah memberiku sandwich waktu itu.
Juga, aku tidak punya pilihan lain lagi. Aku tahu kau selalu ada”,
ucap remaja tersebut dan tersenyum pada Kim Shin. Dan Kim Shin pun
membalas senyumannya.
“orang-orang
biasanya tidak bisa melupakan momen saat suatu keajaiban terjadi”,
ucap remaja itu.
“Aku
tahu. Aku memberikan sandwich pada ribuan orang. Tapi sangat jarang
melihat seseorang yang cepat maju sepertimu. Kebanyakan orang hanya
berdiam dimomen keajaiban itu.. dan berharap keajaiban terjadi lagi
padanya. Mereka selalu bilang mereka tahu kalau aku selalu ada bagi
mereka. Seakan-akan aku berhutang suatu keajaiban pada mereka. Tapi
kau mengubah hidupmu sendiri. Itu sebebnya aku selalu mendukungmu”,
ucap Kim Shin.
“Aku
juga tahu itu. Sekarang aju harus kemana?” tanya remaja tersebut.
Wang
Yeo pun datang dan mengatakan pria tadi terlihat jelas aka pergi
ketempat yang baik. Kim Shin pun sependapat dan berterima kasih
kepada Wang Yeo. Wang Yeo ingin tahu kenapa Kim Shin mau melakukan
hal tersebut, padahal itu tidak terlalu penting. Kim Shin membenarkan
dan tidak akan sekeren itu jika melakukannya. Wang Yeo kesal
mendengarnya dan terserah dengan Kim Shin.
***all images credit and content copyright tvN ***
Bersambung part 2
***all images credit and content copyright tvN ***
Bersambung part 2
No comments:
Post a Comment